BERITA  

Karlos Kiik, Kaum Disabilitas di Malaka Bertahun Ditelantarkan

Bertahun-tahun Karlos Kiik Kaum Disabilitas di Desa Tesa-MalakaTidak Diperhatikan.

Karlos Kiik (43), Warga RT-01/RW-01 dusun Aubulak B. Desa Tesa, Kecamatan Laenmanen-Kabupaten Malaka sudah bertahun-tahun hidup sebatang kara. Kondisi hidupnya begitu sulit dan tidak juga diperhatikan oleh pemerintah setempat.

Sebagai Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tentu memiliki hak dan kesamaan yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Informasi yang dihimpun tim media pada, Minggu (20/02/2022), Karlos Kiik ketika ditemui wartawan dengan nada terbata-bata mengaku bahwa, dirinya tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah baik di tingkat desa maupun kabupaten.

Sejak pemekaran kabupaten.Dan barusan adanya Covid 19 ini saya mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Juga saya ada dapat Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) namun orang lain punya ada bantuan berupa sembako sedangkan saya ada kartu tetapi setiap kali cek kosong”, ungkap Karlos penuh linangan air mata.

Ada pula bantuan rumah layak huni yang juga seharus diterima dirinya namun, keberuntungan itu tidak berpihak padanya sehingga terlewatkan seolah-olah dirinya tidak pernah ada hingga saat ini hanya modal rumah reot sebagai tempat hunian dan bahkan tidur pun beralas lantai.

Salah satu kursi roda miliknya yang selama ini menjadi sarana penolongnya pun, kini telah menjadi barang rongsokan.

Karlos Kiik dengan berderai air mata menunjukan keadaan rumah yang dihuninya selama ini. Ketika hujan tentu dirinya tidak bisa tidur pulas sebagaimana sesamanya yang lain, itu diakibatkan tiris hujan di setiap sudut rumahnya yang sudah bocor.

“Saya dulu masih jadi penduduk kabupaten Belu ada bantuan dari Dinas Sosial berupa uang tunai sebesar Rp. 300. 000/bulan. Namun setelah pemekaran dan jadi penduduk Kabupaten Malaka justru semuanya tidak pernah ada lagi”, keluh Karlos.

Alfonsius Molo (46), salah satu warga juga ikut menuturkan hal yang sama kepada media ini dan membenarkan keadaan yang dialami Karlos Kiik, seraya mengatakan bahwa, selama ini dia (korban) hidup begitu-begitu saja tanpa bantuan apapun dari pemerintah selain BLT.

Bantuan BLT ini diterima oleh Karlos karena ada covid-19. Ada bantuan rumah layak huni juga tapi kasihan dia tidak terdaftar sebagai KPM baik rumah layak huni maupun bantuan lain.

Dikatakan Alfonsius, selama ini Karlos hanya dapat bantuan dari salah satu yayasan peduli kemanusiaan berupa; penyediaan air minum, sembako dan kebutuhan lainya disetiap bulan. Bantuan dari pemerintah tidak ada sama sekali.

Wadah penampung air minum dan kursi roda yang selama ini dipakai oleh Karlos pun diberikan oleh yayasan peduli kemanusiaan. Namun, kursi roda yang digunakan Karlos selama ini sudah rusak, tandasnya.

Alfonsius pun berharap semoga pemerintah baik di tingkat desa maupun daerah bisa memberikan perhatian serta membantu Karlos sama seperti masyarakat yang lain. Kalau masyarakat susah, harus diperhatikan. Jangan pilih kasih di antara masyarakat. Apa yang menjadi haknya Karlos, tolong direalisasikan bukan didiamkan, tutupnya.

Komentar
judul gambar
judul gambar