KUPANG, News.Matatimor – Net : Tingginya curah hujan yang melanda wilayah NTT hingga mengakibatkan bencana longsor di beberapa kabupaten, kini Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan lagi peringatan yang perlu di antisipasi .
Sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur akan menghadapi musim kemarau di bulan april hingga puncaknya di bulan agustus mendatang.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT BMKG Rahmatulloh Adji , dalam jumpa pers di kantor Gubernur NTT, Kamis 30 Maret 2023 bahwa di bulan april mendatang akan terjadi musim kemarau.
“Informasi prakiraan awal musim kemarau Tahun 2023 di NTT. Musim kemarau diperkirakan bulan April dan puncaknya Agustus,” jelas Rahmatulloh Adji
Adjipun menghimbau agar masyarakat perlu waspada dengan cuaca kekeringan ekstrem di beberapa wilayah nantinya.
“Kami menghimbau Pemda dan masyarakat lebih siap terhadap dampak musim kemarau. Beberapa kabupaten di NTT memiliki potensi bencana kekeringan,” ujarnya.
Kadis Pertanian Lucky F. Koli mengatakan Pemprov NTT sudah menyiapkan berbagai langkah antisipasi menghadapi kekeringan ekstrem yang akan melanda beberapa wilayah di NTT.
“Kita akan siapkan langkah mitigasi terkait dengan musim kemarau. Pemerintah mempersiapkan langkah-langkah. Kita manfaatkan musim tanam dua dengan jenis tanaman yang beradaptasi dengan kekeringan. Menanam kacang-kacangan, Kelor, sorgum dan jagung.
Tambahnya, Komoditas ini bisa beradaptasi dengan kekeringan. Skema yang disiapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” sebut Lucky.
Diakui Lucky, pihaknya akan melakukan mobilisasi alat-alat panen ke sentra produksi.
“Kita siapkan pompa pompa air di musim kemarau bagi petani. Kita lakukan sesuai dengan informasi cuaca dari BMKG,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD NTT, Ambros Kodo, mengatakan bahwa BPBD sudah menyiapkan berbagai langkah antisipasi.
‘Kita akan menetapkan langkah untuk menentukan kajian untuk menetapkan status kekeringan apakah di siaga atau tanggap darurat. Kekeringan sering melanda NTT setiap tahun,” ujar Ambros.
Menurut Ambros, koordinasi dan kerjasama lintas sektor akan sangat diperlukan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan dinas pertanian untuk menyiapkan langkah-langkah efek El Nino bagi ketersediaan pangan. Kami ingin menyampaikan bahwa semua informasi berhubungan dengan ini BPBD akan melakukan tugas dan fungsi terkait dengan penanganan dampak kekeringan,” tutupya.
Sumber : PORTALNTT.COM
Editor. : Vicente de Deus