Datang Memotret, Pulang Meninggalkan Janji. Beginilah Kisah Seorang Wanita Lanjut Usia Di Desa Naitimu – Kabupaten Belu

Atambua, 09/03/2023 – News.Matatimor- Net : Tak disangka, dibalik kemewahan gedung dan rumah jabatan Desa Naitimu yang begitu indah adapula gubuk reot yang dihuni seorang lansia tepatnya di Dusun Lianain, Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Ketika di datangi awak News.Matatimor – Net digubuk tua tersebut, ternayata ada sesosok wanita lanjut usia yang hidup sebatang kara tanpa ada penerangan dan hanya tidur beralas gardus seadanya.

Sepintas terlihat, sesungguhnya hunian tersebut sangat amat tidak layak untuk dihuni, apa lagi kondisi atap yang terbuat dari ilalang dan sudah termakan usia bahkan dindingnya terbuat dari bahan seadanya.

Kondisi tersebut sangat memperihatinkan, ketika tiba musim hujan yang disertai angin tentu sangat mengancam keselamatan wanita tua ini, namun tiada pilihan lain selain harus tetap berada dibawah hunian yang sanga amat membahayakan keselamatannya itu.

Melihat keadaan tersebut, Siprianus Fahik, salah satu pemuka adat di Dusun Lianain, kepada media ini mengutarakan keprihatinannya atas kondisi tempat tinggal dan kehidupan sehari- hari dari nenek Hoar (90) Tahun yang dimana menurutnya sejak dulu hingga saat ini wanita tua itu hanya menerima janji tanpa ada hasil dari potretan yang dilakukan baik oleh pihak Pemerintah Desa maupun dinas terkait lain (Dinsos & PUPR)

“Dari dulu nenek ini didatangi baik oleh Pemerintah Desa Naitimu sendiri maupun dinas lain seperti Dinas sosial dan PUPR, tetapi sampai saat ini beginilah kondisi yang ada dan justru semakin buruk kalau musim hujan begini.Ujarnya

Tambahnya, setiap kali dari pemerintah datang hanya foto dan foto lalu janji akan ada tindak lanjut, tetapi kita bisa lihat kenyataan sekarang beginilah keadaannya. Habis foto tinggalkan janji lalu pergi.

Harapnya, semoga saja pemerintah bisa membantu untuk buatkan rumah layak huni yang ukuran 4X6 saja itupun sudah cukup intinya dia terlindung dari ancaman yang ada seperti hujan dan angin.

Karena anak perempuannya yang sudah berkeluarga inipun matanya buta sehingga semua makan dan minum hanya ditanggung oleh menantunya, belum lagi kebutuhan sekolah dan lainnya karena menantunya juga memiliki 3 orang anak yang masih di bangku Sekolah Dasar (SD).

Kadang pun ada tetangga yang antar makanan tetapi tidak setiap hari karena kita tau saja sekarang ini musim kelaparan.Jelas Sipri

Merespon keadaan tersebut, Penjabat Desa Naitimu, Wenseslaus Lopes, SE kepada media ini diruang kerjanya, menuturkan kalau dirinya baru sebagai Penjabat sehingga belum tau jelas keadaan tersebut.

Saya sebagai penjabat baru di Desa Naitimu ini dan belum tau persis, sehingga saya akan turun untuk cek langsung kebenaran dilokasi lalu akan saya sampaikan kembali tindak lanjut. Ujarnya

Wenseslauspun berjanji akan turun lihat dan segera membuat laporan (Proposal) ke Dinas terkait untuk ditindak lanjut. Janji Wens

Namun untuk memperoleh gambaran terkait keadaan lansia itu, pada kesempatan yang sama Wenseslaus memanggil sekertaris desa Naitimu Albertus F. Batung ke ruangannya untuk memperjelas tindakan awal sebelum dirinya menjabat sebagai orang no.1 di Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat.

Keadaan nenek ini benar adanya dan sudah beberapa kali kita bersama Camat, dan pihak Dinas Sosial turun untuk melihat dan pernah juga nenek ini sebagai salah satu penerima manfaat rumah layak huni, namun karena bantuan tersebut bersifat stimulan yang dimana penerima akan mendapat uang Rp.15.000.000 dan seterusnya akan dilanjutkan oleh penerima manfaat. Jelasnya Albertus saat itu.

Hanya saja, lanjutnya, tidak terealisasi karena perekenomian nenek ini tidak memadai. Tetapi nenek juga mendapat bantuan langsung tunai (BLT) Covid dan sekarang dalam pengajuan lagi untuk bisa menerima BLT Keluarga miskin ekstrim.tutupnya

Komentar
judul gambar
judul gambar