Di Balik Kubangan Rindu
Oleh: Theo Kiik

Malam kian berlalu,
Tetapi Rasaku dan bayangmu masih bercumbu
kau datang dengan malu-malu,
Sembari berucap, “Aku ingin berbaring di samping mu.”

Aku diam membisu,
Kata-kata mu menyontak ragaku,
Batinku melemah lugu,
Karena kau, yang pertama meminta hal itu.

Dalam ruang imajinasiku,
Aku merindu,
hingga berujung candu,
Pun mengubah angan menjadi ingin untuk bertemu denganmu.
Meski kelak, aku harus bertaruh nyawa melawan waktu.

Aku tak pandai menerjemahkan rindu,
Namun gejolak yang kurasakan saat ini, benar-benar hanya untukmu.
Apa kau tahu?
Aku berjuang menyusuri malam, melewati badai hanya untuk bercumbu denganmu.

Malaka, 27 Maret 2023

Di Balik Kubangan Rindu;
merupakan merupakan catatan penulis yang berwujud dari rasa cintanya yang tak berwujud. Terkadang kaum muda salah mengartikannya. Puncak dari cinta adalah kebersamaan dalam konteks tertentu. Cinta tidak dapat diukur dengan materi, cinta hanya diukur dengan ruang dan waktu. Dalam ruang mana, seseorang masih mempertahankan pasangannya, dan akankah cinta itu masih tetap bertahan ketika hendak menua? Karena itu, cinta bukan tentang materi, tetapi tentang perasaan. Dalam keadaan seperti apa, seseorang harus membendung rasa dan kerinduannya untuk orang yang dicintainya.

Komentar
judul gambar
judul gambar