Jemaat Protestan & Katolik di Camplong bersatu rayakan Adventus lewat KPI 

CAMPLONG, matatimornews – Kebangunan Penyegaran Iman (KPI) yang dirayakan secara Oikumene oleh Komunitas Solidaritas Misericordia bersama UPP PDPI GMIT Sion Camplong (03/12/2022).

Menyongsong akhir tahun Gereja Universal merayakan masa masa Adventus. Masa Adven ini berkaitan dengan permenungan akan kedatangan Kristus. Kristus memang telah datang ke dunia, Ia akan datang kembali di akhir zaman.

Adven” sendiri berasal dari kata “Adventus” dari bahasa Latin, yang artinya “kedatangan”.

Masa Adven yang kita kenal saat ini sebenarnya telah melalui perkembangan yang cukup panjang.

Pada tahun 590, sinode di Macon, Gaul, menetapkan masa pertobatan dan persiapan kedatangan Kristus. Kita juga menemukan bukti dari homili Minggu ke-2 masa Adven dari St. Gregorius Agung (Masa kepausan 590-604).

Dari Gelasian Sacramentary, kita dapat melihat adanya 5 minggu masa Adven, yang kemudian diubah menjadi 4 minggu oleh Paus Gregorius VII (1073-1085).

Sampai sekarang, masa Adven ini dimulai dari hari Minggu terdekat dengan tanggal 30 November (hari raya St. Andreas) selama 4 minggu ke depan sampai kepada hari Natal pada tanggal 25 Desember.

Memulai masa Adventus pada pekan yang pertama Gereja Sion Camplong melangsungkan Ibadah KPI dengan Tema “Persiapkanlah Jalan untuk Tuhan, Luruskanlah Jalan Bagi-Nya (Matius 3:33)”

Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Majelis Jemaat Sion Camplong, Pdt Thress Saneh Bukang S.Si Teol. Acara pun berlangsung dengan meriah, ditandai juga dengan pengalungan selendang kepada kedua Narasumber dan penyalaan Lilin ungu pada korona Adven

Pelayanan KPI Oikumene ini merupakan kali pertamanya di Sion Camplong yaitu dengan mendatangkan dua narasumber secara bersamaan dalam sebuah KPI. Kedua Hamba Tuhan yang melayani KPI ini diantaranya : Pastor Amandus Ninu S.Fil (SMPK Santo Yosef Naikoten) sebagai pembicara pertama dan Pdt Emile Hauteas S.Si (UPP Oikumene Sinode GMIT) sebagai pembicara kedua.

Dalam pewartaan khotbah yang pertama, Pastor Amandus yang kerap disapa dengan Romo Amanche mengambil dari dasar bacaan dari Roma 13 dan Yesaya 2:3. Beliau menerangkan pengertian Adven sebagai massa “Kedatangan”, Ia membagi peran kedatangan Yesus dalam dua bagian, Natal (dalam rupa bayi) dan Akhir jaman (Raja adil). Yang mana kedua kedatangan ini membutuhkan persiapan dalam aspek Pertobatan dan Kesiapan.

Di dalam perikop Roma 13:11 “Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.” Rasul Paulus memberi nasihat bagaimana kita harus bersikap menjelang kedatangan Kristus kembali.

Dikatakan “keadaan waktu sekarang” yang dalam naskah bahasa aslinya, dipakai hanya satu kata yakni “Kairos”. Artinya, waktu yang khusus atau menentukan.

Dalam hal ini, yang dimaksud “Kairos” adalah waktu menjelang kedatangan Kristus kembali. Jadi dikatakan bahwa kita mengetahui bahwa Kristus akan kembali dan telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur, yang artinya janganlah di dalam masa penantian ini kita tidak siap atau tertidur.

Pertobatan dari hal hal duniawi, sebagai sikap berjaga jaga akan kedatangan Tuhan, orang Kristiani perlu menjad Homo Ora (Manusia Pendoa) & Homo Labora (Manusia Pekerja).

Dilanjutkan oleh Pendeta Emile Hauteas, beliau mengambil Matius 3:1-12 sebagai dasar permenungan Adven melengkapi seruan pertobatan dari permenungan Romo Amanche, beliau mengajak Jemaat untuk belajar dari Sosok Yohanes Pembaptis dari padang gurun, Yohanes Pembaptis, dalam ayat 2 dikatakan: “datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun”, untuk menyampaikan berita keselamatan tersebut.

Yohanes Pembaptis dipanggil Allah sebagai pembuka jalan bagi kedatangan Kristus. Perintah mempersiapkan jalan untuk Tuhan ibarat mempersiapkan kedatangan seorang Raja. Kita masih ingat atau bisa bayangkan apabila seorang pejabat tinggi akan datang menemui atau bertandang ke rumah kita.

Maka kita perlu mempersiapkan jalan-jalan yang demikian bagus dan indah sehingga dapat menyenangkan hati pejabat tersebut. Demikian jugalah kiranya Kristus Sang Raja yang akan datang menemui kita. Beliau juga menekankan Adven sebagai permulaan tahun liturgi, menandakan siakp semangat Gereja untuk memulai tahun kehidupan rohani dengan semangat pertobatan.

Menutup renunganya Pdt Emil berharap semangat semangat Oikumene sebagai sikap inklusitivas yang ditampilakn Solidaritas Misericordia (bermakna berbelas kasih) perlu didorong agar semakin banyak anak muda tidak menutup diri dalam mempersiapkan Kedatangan-Nya Kegiatan ini ditutup dengan apresiasi Pujian dari Pastor Chris Taus, Pastor Pendamping Paroki St Helena “Kegiatan ini sangat menarik bagi saya, merupakan suatu upaya Oikumene yang perlu dan terus didukung khususnya orang orang muda yang bergerak didalamnya” tegasnya.

Kegiatan ini dihadiri beberapa pihak diantaranya Jemaat dan Pemuda GMIT Sion Camplong, Jemaat Jemaat GMIT tetangga, Jemaat dan orang muda katolik Paroki St Helena Lili, Suster Suster Carolus Boremeus Lili, dan berbagai latar belakang lainya. (Castio/Misericordia)

Komentar
judul gambar
judul gambar