Mimpi Untuk Memiliki Rumah Layak Huni dari Pemda Belu Hingga Peti Jenazah Yang Diterima dari Dinsos

Atambua,News.Matatimor- Net : Tak disangka, dibalik kemewahan gedung dan bangunan lain yang dibangun Pemda Belu ternyata menyisahkan pilu yang mendalam bagi seorang wanita lansia di Dusun Lianain, Desa Naitimu, Kecamatan Tasbar, Kabupaten Belu,Propinsi NTT.

Bertahun-tahun menghuni di sebuah gubuk reot seorang diri dengan penuh harapan akan adanya perhatian dari Pemda Belu berupa rumah layak huni,rupanya mimpi itu hanya sebuah isapan jempol bagi nenek Hoar (80) yang hidup seorang diri hingga peti jenazah dari dinas sosial sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah baginya di penghujung hayatnya.

Alasan keterbatasan anggaran dan regulasi yang ada telah mematikan naluri hingga tak satupun kebijakan dari para pemegang kuasa di negeri ini yang berpihak pada kaum pinggiran. Sehingga nasib naas yang diterima wanita lanjut usia ini bahkan hanya bisa berpasrah pada nasib yang dialaminya bertahun-tahun lamanya itu hingga maut menjemputnya pada selasa 01/08/2023 pukil 17:00 Wita.

Ketika ditemui media ini pada rabu 09/08/2023, Taek salah satu cucu dari Almarhumah Nenek Hoar (80) yang juga tidak bisa mengenyam pendidikan layaknya anak-anak lain pada umumnya, kepada media ini dirinya mengaku sedih jika neneknya telah tiada dan hanya meninggalkan kenangan pahit yang dirasakannya bersama neneknya bertahun-tahun di bawah gubuk reot itu.

“Pak nenek sudah meninggal rumahnya kosong dan tidaka ada orang lagi” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca saat awak media menghampiri rumah reot yang sekian lama dihuni wanita lanjut usia tersebut.

Ketika ditanya kenapa tidak sekolah, Taek mengaku kalau niatnya ingin sekolah, namun apa dayanya jika keterbatasan ekonomi orang tuanya itu menjadi alasan dirinya hanya bisa menyaksikan anak-anak lain sebayanya itu bisa menikmati pendidikan yang ada.

Taek yang bercita-cita ingin jadi seorang polisi kelak nantinya itu rupanya harapan itu hanya akan menjadi sebuah impian dikarenakan kemampuan ekonomi orang tuanya tidak mencukupi.

“Saya mau sekolah tapi bapak tidak ada uang, dan saya cita-cita mau jadi polisi nantinya”. Ungkap Taek yang salah satu cucu dan juga anak dari seorang wanita yang buta matanya.

Situasi dan kondisi yang dialami keluarga ini tidak jauh dari rumah dan tempat asal Bupati Belu Taolin Agustinus yang juga salah satu putera kebanggaan orang Naitimu.

Selain rumah dan tempat tinggalnya seorang Bupati yang begitu mewah, ada juga sebuah monumen bersejarah yang sedang di renovasi Pemerintah Daerah Kabupaten Belu yaitu Tugu Seroja yang berada tepat di depan Kantor Desa Naitimu yang sedang direnovasi dan akan segera diresmikan pada tanggal 11/08/2023 oleh Pemda Kabupaten Kabupaten Belu.

Melihat hal ini, Siprianus Fahik salah satu Tokoh Lembaga Masyarakat Desa Naitimu mempertanyakan urgentnya renovasi tugu oleh Pemda Belu yang berada di tengah-tengah masyarakat yang sementara hidupnya di bawah garis kemiskinan.

Sebagai tokoh masyarakat Desa Naitimu, kami juga mau pertanyakan apa urgentnya Pemda merenovasi tugu yang sementara ini ada baik-baik saja, sedangkan masyarakat menjerit di sekitaran tugu ini? Tanya Sipri.

“Harapan nenek hoar tambahnya, untuk memiliki rumah layak itu akhirnya terjawab juga dari pemerintah Kabupaten Belu yaitu peti mayat yang dia terima dari dinas sosial dan mungkin ini harapan rumah layak yang diganti dengan peti jenasah” pungkas Sipri

Lanjutnya, Pada hal ada salah satu butir pancasila yaitu sila ke lima yang berbunyi ” Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia” bunyi dari sila itu tidak dirasakan oleh kita masyarakat kecil seperti nenek hoar ini.

Menurut saya pemerintah ini ibaratkan kita yang memasak untuk mereka makan dengan harapan paling kurang ketika mereka makan ingin makan paling tidak menyisahkan keraknya untuk kita, tetapi faktanya justru mereka makan tanpa perduli sisanya untuk kita bahkan habis di makan. Tutup Sipry dengan tegas dan kesal.

Komentar
judul gambar
judul gambar