Miris, Pesta Demokrasi Diambang Pintu, Namun Janji Politik bagi Lansia Di Belu Hanya Sebuah Dongeng

Belu, Matatimor-News Kamis,23/02/2023. Setiap lima tahun para lansia ini selalu tau kewajiban mereka sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) pada umumnya.

Sekalipun mereka tau, janji politik yang menjadi alat untuk para politikus melenggang bebas ke kursi panas hanyalah sebuah slogan dan mimpi di siang bolong bagi mereka.

Namun ketika pesta demokrasi tiba, mereka selalu menghargai undangan untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk memberi pilihan bagi para calon legislatif maupun eksekutif.

Sepintas terlihat ada sejumlah lansia di Dusun Lianain, Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat (Tasbar) Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang menghuni gubuk reyot dengan keadaan yang sangat tidak layak untuk dihuni

Bahkan belasan lansia tersebut ada beberapa yang tidak memiliki rumah untuk dihuni. Dengan kehidupan ekonomi yang kian susah membuat para lansia ini terus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anak hingga cucunya.

Salah satu gubuk reyot yang didatangi awak media terdapat 5 anggota keluarga yang menghuni gubuk berukuran 3×4 meter tersebut tanpa kamar tidur.

Dengan kondisi tersebut nampak anak-anak yang masih berada di bangku sekolah dasar tersebut harus menerima kondisi dengan senyuman yang menyakitkan.

“Kami ada lima orang tinggal disini yaitu bapak, mama dan adik-adik saya,” kata salah salah satu anggota keluarga lansia yang tinggal di gubuk reyot. Kamis (23/02/2023) sore.

Dengan polosnya bunga menceritakan kondisi kehidupan keluarganya yang keras melawan kehidupan di jaman sekarang.

“Kalo malam tidur sama-sama, gubuk seperti ini tanpa kamar tidur dan saya belajar pun dengan kondisi begini seadanya,kadang pakai lilin atau pelita,” ujar Bunga.

Selain itu salah satu RT dusun Lianain Anton mengaku jika memang belasan lansia tersebut hingga kini belum ada yang tersentuh bantuan apapun dari pemerintah.

“Sampai sekarang mereka tidak dapat bantuan dari pemerintah, kami sudah mengusulkan hampir setiap tahun namun tidak pernah ada,” ungkap Anton.

Menelisik kebelakang dengan janji-janji politik pejabat sekarang (Bupati Agus Taolin dan Wakil Bupati Belu Aloysius Haleserens) saat berkampanye sebelum menjabat akan memberikan bantuan rumah layak huni, namun hingga kini hanya sebuah dongeng atau ibaratkan mimpi di siang bolong bagi mereka

Komentar
judul gambar
judul gambar