BERITA  

Pemda Belu Dinilai tak hiraukan korban kebakaran di Desa Manleten – Tastim

Belu – matatimor.net – Korban kebakaran rumah yang terjadi di Dusun Halifunan, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur (Tastim), Kabupaten Belu – Nusa Tenggara Timur, Pada Tanggal 30 Oktober 2021 lalu, hingga kini, belum mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Desa setempat maupun Pemerintah Kabupaten Belu.

Demikian informasi yang dihimpun tim media ini, Sabtu 04 Desember 2021 ketika turun langsung ke lokasi kejadian. Maria Yulita Soi anak kandung dari Yasinta Lawa (seorang janda) korban kebakaran rumah yang terjadi akhir Oktober lalu, saat dijumpai tim media ini di lokasi kejadian RT.04/RW.02. Dusun Halifunan, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu,NTT, menyampaikan keluhan mereka yang dialami saat ini.

Maria Yulita Soi, meminta agar Pemerintah Daerah Belu dapat membantu mereka untuk membangun kembali rumah darurat agar bisa dihuni karena saat ini dalam kondisi hujan. Maria Yulita Soi yang memunyai dua orang anak balita masing-masing tiga (3) tahun dan anak dua 0,2 tahun ini, sangat mengharapkan uluran tangan dari berbagai pihak karena saat ini dirinya dan suami bersama kedua orang anak serta Ibu kandungnya (Yasinta Lawa) hanya tidur berdindingkan terpal dan berlaskan tikar untuk bisa beristirahat (tidur, red) di depan teras rumah tetangga.

Lokasi Kebakaran, di Desa Manleten – Kecamatan Tasifeto Timur – Kabupaten Belu – Nusa Tenggara Timur

“Waktu rumah kebakaran kami tidak ada di rumah, dan ketika pulang rumah sudah habis dilahap api, sekarang Pemerintah juga tidak membantu kami, saat kejadian Pemerintah datang katanya mau membantu kami dalam waktu satu minggu tetapi hingga saat ini Pemerintah belum membantu kami,” keluh Yulita Soi dengan wajah sedih.

Ia melanjutkan bahwa rumah mereka habis dilahap api tanpa mengeluarkan barang dalam rumah, sedangkan saat ini mereka (korban, red) hanya mengharapkan bantuan seadanya dari masyarakat terdekat yang membawa bantuan berupa sembako, uang, serta perabot rumah tangga. Adapun beberapa uluran tangan dari Anggota DPRD Bernardimus Taek, dan Agus Pinto, serta dari Kelompok Organisasi THS-THM yang saat ini memberikan bantuan.

Barang-barang berharga yang habis dilahap api berupa enam (6) buah kain tenun yang dengan harga Rp.600.000 per unit, benang tenunan, uang sebanyak Rp. 2.500.000 ( Dua juta lima ratus ribu). Ada pula dokumen lainnya berupa Kartu Keluarga, KTP, Raport anak sekolah, serta semua perabot rumah tangga dan pakaian rumah, ada pula satu ekor babi.

Terpisah, Kristian J. Roni Seran Kepala Desa Manleten ketika dijumpai tim media ini di rumahnya. (Sabtu, 04/12/2021). Menyampaikan bahwa sejak kejadian kebakaran rumah milik korban Yasinta Lawa diduga akibat arus pendek listrik.

Merunur Kades Kristian, dari pihak Desa Manleten telah melakukan tindakan berupa laporan ke Pemerintah Kabupaten Belu cq Dinas terkait yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Belu dan Dinas Sosial Kabupaten Belu.

Kristian melanjutkan bahwa dana penanggulangan bencana atau dana tak terduga di Desa Manleten yang dipimpinnya ini tidak tersedia.

“Kita dari Desa sendiri mengenai dengan dana penanganan bencana seperti itu tidak ada, jadi kita tidak bisa menyiapkan,” terang Kristian.

Kristian menambahkan, bisa saja Pemerintah Desa (Manleten) menanggulangi bantuan untuk korban kebakaran itu, akan tetapi semuanya baru bisa direalisasikan tahun berikutnya.

“Apabila dari tingkat Pemda tidak bisa merespon, maka dari Desa bisa-bisa saja sih, tetapi dalam tahun anggaran berikut. Hal itu apabila dana BLT covid-19 telah tiada. Sebab, jika masih ada dana BLT covid-19 maka dari Desa kesulitan dana untuk bangun rumah buat korban kebakaran yang berjumlah tiga unit rumah di Desa Manleten,” tambahnya.

Kades Kristian juga berharap agar dari Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Belu bisa dengan secepatnya merespon korban musibah kebakaran tersebut.

“Pemerintah Desa sangat mengharapkan karena kejadian ini menjadi perhatian kita bersama, terlebih Pemda Belu, ketika ada bencana seperti ini yah Pemda yang memiliki dana besar jadi harus cepat tanggap, karena saat ini dalam kondisi hujan apalagi korban juga tergolong masyarakat ekonomi lemah, jadi jika mau membangun kembali rumah seperti semula kelihatannya sedikit sulit jikalau dari Pemda tidak mengambil sesuatu terobosan,” harap Kristian. (*)

Komentar
judul gambar
judul gambar