BERITA  

Setelah Dua Tahun Rumahnya Dilahap Si Jago Merah, Kini Korban Kebakaran Rumah Di Belu Terlunta-Lunta Mencari Hunian Baru

Atambua, News.Matatimor – Net : Sejak 30 Oktober 2021 lalu, setelah rumahnya ludes dilahap si jago merah, Kini korban tak lagi memiliki hunian yang tetap.

Yasinta Lawa (47) tahun, yang berada tepatnya di Dusun Halifunan, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Propinsi NTT ini kini merana tanpa tempat hunian baru.

Beberapa kali wanita paruh baya ini harus berpindah rumah, hanya untuk sekedar berteduh dan melanjutkan hidupnya, yang juga sebagai tulang punggung bagi tiga orang anak dan satu orang cucu.

Setelah rumahnya ludes terbakar pada dua tahun lalu, hingga saat ini tidak ada satu tindakan apapun baik dari Pemerintah Desa maupun Kabupaten.

Korban beberapa kali menempati rumah tetangga, namun tidak begitu lama setelah pemilik rumah yang sebelumnya sedang merantau kembali untuk menempatinya.

Usai dari itu, Korban harus mencari lagi rumah baru untuk ditempati, tepat pada Kamis 23/03/2023 lagi-lagi rumah yang ditempati akan segera direnovasi oleh pemiliknya sehingga Yasinta dengan terpaksa bersama anak dan cucunya harus mencari lagi tempat hunian yang baru.

Hali ini membuat korban harus meminta tolong kepada salah satu pemilik rumah, yang juga saat ini sedang berada di rantauan untuk bisa di jadikan tempat tinggal sementara

Terhitung hingga saat ini, sudah tiga kali yasinta berpindah rumah akibat belum memiliki hunian sendiri.

Kepada media ini, Yasinta dengan penuh rasa sedih mengutarakan kalau saat ini rumah ketiga yang akan ditempatinya itu, pemiliknya sedang berada di rantauan sehingga ia (Korban-red) meminta tolong untuk bisa menghuni sementara waktu.

“Kami sudah pindah yang ke 3 kali dengan ini, saya mau bangun rumah pun tidak punya biaya, apalagi saya seorang janda, dan untuk mendapatkan makanan saja sangat susah, apalagi saya mau bangunkan rumah,

Jadi harapan kami semoga pemerintah bisa membantu kami dengan memberikan bantuan, berupa rumah biarpun sederhana asal itu menjadi milik sendiri.

Apalagi anak – anak 2 orang masih sekolah, saya hanya bisa tenun dan menjadi buru harian, agar bisa membeli beras untuk kebutuhan sehari-hari. .Pinta Yasinta

Sebelumnya, beberapa kali media ini telah mengkomfirmasi dengan pihak Desa Manleten maupun dinas PUPR Kabupaten Belu, namun jawabannya yang sama yaitu keterbatasan anggaran.

Rupanya keterbatasan anggaran mengakibatkan korban bersama anak dan cucunya beberapa kali harus terlunta-lunta mencari rumah baru setelah rumah yang ditempatinya di ambil kembali oleh pemiliknya.

Komentar
judul gambar
judul gambar