Terkesan Mandek Kasus Kekerasan Seksual di Kabupaten Malaka, Ayah Korban : Polisi Harus Netral.

Malaka, 23/03/2023, News.Matatimor – Net : Kelanjutan proses hukum pada Kasus kekerasan seksual yang terjadi desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, hingga hari ini terkesan mandek.

Hal ini menunjukan ketiadaan kepastian hukum yang tegas baik terhadap pelapor maupun terlapor.

Negara Indonesia yang menjunjung tinggi undang-undang juga dikatakan sebagai negara hukum namun terkesan tidak memberi kepastian dari hukum itu sendiri.

Hal itu dialami oleh sekelompok masyarakat kelas bawah terutama bagi Korban MDY, Wanita berumur 16 Tahun, tinggal di desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka.

Demikian informasi yang dihimpun oleh media News.matatimor – Net, pada Selasa 20 Maret 2023 lalu.

Saat dikunjungi awak media ini, Keluarga korban menjelaskan kronologi kejadian yang mengerikan tersebut bahwa dirinya hingga saat ini menanggung malu di dalam kehidupan masyarakat setempat.

Selain itu, anak yang satu-satunya menjadi harapan untuk menjadi alat bukti saat persidangan telah dipanggil pulang oleh yang sang pemilik kehidupan.

“Saya beban, hari Sabtu kemarin anak saya lahir, tetapi tidak selamat,” Kata MDY, sembari meneteskan air matanya.

Sebagai perempuan, MDY lemah. Ia tak sanggup menerima hujatan di lingkungan sosialnya, sebab hingga hari ini, masalah yang menimpa dirinya tak kunjung selesai.

Walaupun masalah kekerasan seksual tersebut sudah dilaporkan ke Aparat Penegak Hukum (Polres Malaka), namun kelanjutan proses hukum pada kasus ini sendiri terkesan ada upaya perlindungan dari pihak tertentu, yang sengaja menarik-ulur, hingga kasusnya belum ada kejelasan Hukum yang pasti.

“Kami sudah lapor pelaku di polisi. Waktu itu tanggal 16 November 2022. Sempat visum juga di rumah sakit Webua. Terang MDY.

Sebagai kaum kecil, awam juga perihal proses hukum. Karena itu, MDY tak mampu berbuat apa-apa. MDY hanya pasrah menerima semua kenyataan pahit yang menimpa dirinya, walau pun di negara ini, di kenal dengan sebagai negara Hukum.

Menurut Penyidik, Tambah MDY, Kasus belum proses karena bukti belum cukup. Jadi, Saya pasrah saja,” Tutup MDY.

MDY merupakan Korban berlipat ganda, pelaku menyangkal, Penyidik semacam bungkam terhadap laporan korban, hingga bayi meninggal pasca korban melahirkan.

Fransisko Da Costa, Ayah MDY berharap agar kasus ini tetap di proses secara hukum, agar kebenaran dari kasus tersebut dapat terungkap. Keadilan yang selama ini dimimpi oleh korban dan keluarga dapat terwujud sesuai harapan.

“Kami harap, polisi harus urus masalah ini. Supaya tidak ada tumpah darah diantara kita,” Ketus Fransisko Da Costa.

Dirinya pun meminta agar kepolisian tidak berpihak pada siapa pun juga tidak tergiur dengan intervensi kaum elit.

“Polisi harus netral. Tidak ikut kemauan orang lain yang ada kepentingan politik,” Pinta Fransisko.

“Karena Pelaku MDC saat ini,” Tambah Ayah Korban, “diduga sebagai oknum dalam Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) Tenaga Kontrak Daerah Malaka. Kesehariannya sebagai pengawal wakil bupati Malaka,” Tutup Fransisko.

Secara Eksklusif, Kasatreskrim Malaka, Salfredus Sutu, SH saat dikonfirmasi awak media ini membenarkan bahwa kasus asusila tersebut masih dalam tahap penyelidikan.

“Kasus itu masih dalam tahap penyelidikan,” Kata Alfred Sutu, SH, Saat dikonfirmasi awak media ini pada Sabtu 25 Maret 2023.

Alfred pun menambahkan bahwa dalam menangani kasus tersebut, ada beberapa kendala yang dialami oleh tim penyidik.

“Kami alami kendala, karena diduga terlapor ini menyangkal,” Tambah Alfred.

“Rencana setelah anaknya lahir, kita mau ambil sampel Darah untuk lakukan tes DNA. Tetapi, kemarin anaknya meninggal pas lahir,” Jelas Alfred Sutu.

“Tetapi sudah, setelah kami koordinasi dengan pihak keluarga, kami sudah ambil sampel darah ibu, bayi. Kalo hari ini tidak sibuk, kami akan segera kirim untuk pemeriksaan hasil DNA, Tutup Alfred Sutu, SH.

Penulis : Theo Kiik
Editor. : Vicrnte de Deus

Komentar
judul gambar
judul gambar