Update Terkini, Jumlah Korban Bencana Alam di Kabupaten Belu Yang Mengalami Dampak Cuaca Ekstrim Hingga Meninggal Dunia

Atambua, News.Matatimor – Net : Dampak dari cuaca ekstrim yang melanda di wilayah Nusa Tenggara Timur sehingga mengakibatkan sebanyak 1,621 korban bencana alam yang terjadi sejak awal Januari hingga saat ini, Senin 06/03/2023

Akibat dari kondisi itu sehingga Pemerintah Daerah ( PEMDA) Kabupaten Belu melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menetapakan tanggap darurat Bencana untuk wilayah Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste itu.

Pasalnya, korban dari dampak bencana hampir terjadi di 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Belu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Belu, Vincent K.Laka, ST ketika ditemui awak News.Matatimor – Net di ruang kerjanya, menyampaikan proses penanganan dan kondisi terkini terkait jumlah korban dan proses penanganan korban bencana alam yang melanda wilayah Kabupaten Belu.

“ kita menetapakan kondisi Kabupaten Belu saat ini tanggap darurat sejak 28 Februari hingga 13 Maret mendatang nanti. Kalau kita lihat kondisinya bertambah maka tentu kita akan maju lagi perpanjang status tanggap darurat ini.” Ungkap Eng Laka.

Dijelaskan Eng Laka, untuk sementara data yang diterima oleh Pos Komando Operasi dari lapangan kurang lebih warga yang terdampak bencana akibat cuaca ekstrim ini berjumlah 1.621 orang (korban), data tersebut terhimpun dari 12 kecamatan di wilayah Kabupaten Belu yang terkena bencana.

“ itu data korban secara umum yang kita terima dari kurang lebih 12 Kecamatan yang terdampak bencana alam ini.” Terangnya.

Namun, jelas Pria yang selalu identik dengan Topi Koboynya itu, dari kondisi dampak bencana ini yang paling berat adalah dua Kecamatan di Kabupaten Belu, yakni Kecamatan Lamaknen dan Lamaknen Selatan. Karena kedua Kecamatan tersebut banyak korban hingga fasilitas umum pun lumpuh secara total.

Tidak hanya itu, terangnya, akses jalan menujuh ke dua Kecamatan itu lumpuh total, dikarenakan ada beberapa ruas jalan utama yang putus total, baik itu jalan nasional, maupun jalan Kabupaten. Melihat kondisi itu, lanjutnya, pihaknya yang berkoordinasi dengan instansi terkait sudah membangun dapur umum di lokasi bencana itu tersebut.

“ saat ini kita sudah bangun dapur umum, untuk memberi makan kepada para korban bencana satu hari tiga kali makan,” ujarnya.

Ditanya soal logistik, lanjut Eng Laka, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Belu agar bisa mengeluarkan stock beras yang ada di Bulog untuk segera didistribusikan ke lokasi bencana.

“ kita juga menerima bantuan dari beberapa donatur yang ada di kabupaten Belu, ada juga donatur orang Belu yang sementara ini tinggal di luar Provinsi sudah menghubungi kita dan memberikan sumbangan yang akan kita distribusikan kepada korban.”terangnya.

Dari kondisi itu, tambahnya, banyak rumah warga yang hancur akibat tertimpah longsor. Tidak hanya itu, empat gedung sekolah juga rusak sehingga kegiatan proses belajar mengajar tidak efektif bahkan lumpuh total.

Akibat bencana ini, dijelaskannya, ada tiga orang korban jiwa yakni, satu orang tersambar petir, satu hilang di tengah laut, dan satu orang lagi terbawa arus banjir.

“ untuk sejauh ini, data yang kita terima baru tiga orang yang meninggal dunia. Soal kerugian kita belum tau pasti karena warga belum menghitung kerugiannya,”tutup Eng Laka

Komentar
judul gambar
judul gambar