HARI MINGGU IV ADVENTUS / A
Oleh Rd. Anselmus Leu – Pastor Paroki Sta. Helena Camplong
Yes 7: 10-12; Mzm. 24: 1-2, 3-4ab, 5-6; Rom. 1: 1-7; Mat. 1: 18-24
Kata Pengantar
Telah tiga minggu secara berturut-turut kita mempersiapkan diri menyambut kelahiran Tuhan Yesus. Perlahan-lahan tetapi pasti, kita sudah diarahkan untuk meyakini bahwa peristiwa kelahiran Yesus adalah sebuah sejarah kehidupan.
Tokoh-tokoh yang berperanan dalam kelahiran Yesus sudah mulai ditegaskan. Yesaya menyebut bahwa seorang perawan akan melahirkan Immanuel, Allah beserta kita. Maria ibu Yesus, Yusuf, dan Elisabeth saudara Maria, adalah pribadi-pribadi yang dipilih Allah untuk menjadi sarana keselamatan dalam Yesus Kristus. Maka semakin kuatlah batin kita untuk menerima Dia yang akan lahir dengan hati yang gembira dan pantas.
KOTBAH
- Seorang Perempuan akan mengandung dan melahirkan (Yes. 7: 10-14)
Kerajaan Yuda dalam masa kepemimpinan raja AHAZ sedang siap berperang. Dua kemungkinan dalam setiap peperangan yakni kekalahan atau kemenangan. Namun pepatah kuno mengatakan, “Yang menang jadi arang dan yang kalah jadi abu”. Berarti setiap permusuhan menghasilkan kerugian yang sama bagi kedua bela pihak yang bertikai, perperang atau bermusuhan.
Siapapun dia akan berusaha untuk membela diri seperti raja Ahaz pun berusaha untuk melindungi dirinya dan keluarganya terhadap ancaman pembunuhan.
Persoalannya, raja AHAZ mencari pertolongan kepada siapa? Ia mencari perlindungan pada kekuatan manusia, pada Kerajaan Asyur bukan kepada Allah.
Kerajaan Asyur yang kuat perkasa pasti akan menyelamatkan Yehuda-pimpin raja AHAZ, namun apa yang akan terjadi seudah itu: Mungkin akan berakhir dengan penjajahan dan bangsa Kafir ini akan berbahaya bagi keidupan beragama dan iman umat Allah.
Nabi Yesaya berinisiatif untuk berbicara dari muka ke muka dengan raja Ahaz. Yesaya meneguhkan AHAZ bahwa tidak ada alasan untuk takut. Ia harus percaya kepada Allah dan bukan kepada Asyur. Musuh-musuh akan dihancurkan dan keluarga-keluarga akan terus berkuasa atas Yerusalem
Namun Raja tidak setuju. Ia lebih memilih Kekuatan duniawi daripada kekuatan Allah.
Beberapa hari kemudian Yesaya mengatakan kepadanya, “Jika engkau tidak percaya kata-kataku, mintalah sebuah tanda!” Akan tetapi raja AHAZ tidak menanggapinya.
Namun Yesaya tetap memberikan tanda, “…Sesunggunya, seorang perempuan mengandung dan akan melahirkan seorang laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Immanuel” (ay 14). Gadis yang dimaksudkan Nabi Yesaua adalah ISTRI AHAZ. Gadis itu akan melahirkan seorang putra yang akan diberi nama “Emanuel” artinya “Tuhan beserta kita.” Anak ini akan menjadi raja besar dan Janji Tuhan kepada Daud akan dipenuhi melalui Dia.
Penginjil Mateus melihat kelahiran Yesus dari perawan Maria sebagai pemenuhan akan nubuat kenabian ini.
Perang berjalan seperti yang telah diramalan nabi Yesaya: Peristiwa perang itu adalah sebuah bencana bagi kearajaan Yehuda dan rakyatnya. ASHUR menang dan segera berubah statusnya dari pelindung dan pembela menjadi penjajah.
- “Engkau Harus memberi nama “Yesus” (Mat 1: 18-24)
Penginjil Mateus hari ini berkisah tentang kelahiran Yesus. Perkawinan dalam budaya orang Irael terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah Tahap penandatangan janji nikah. Tahap pertunangan. Pasangan sudah sah menjadi suami-istri sah secara adat, namun mereka tidak diharapkan untuk hidup bersama dalam waktu dekat. Mereka berpacaran berlangsung paling kurang selama satu tahun. Sedudahnya memasuki tahab perkawinan kedua. Pasangan ini sudah boleh tinggal bersama.
Kabar gembira kepada Maria dan kehamilannya dari Roh Kudus terjadi pada tahun pertunganan ini. Tahun pertunangan.
Pertanyaannya bagi kita. Mengapa Yusuf curiga bahwa Maria mungkin tidak setia? Mengapa dia ingin pergi meninggal Maria? Dalam arti apa ia “jujur”? Mengapa ia berencana untuk meninggalkan Maria secara diam-diam?. Kabur. Apakah apa yang ingin dilakukan Yusuf itu benar, meskipun ia melakukannya secara diam-diam? Mengapa Maria tidak memberitahu Yusuf tentang apa yang telah terjadi pada dirinya? Atau, jika ia memberitahukannya, mengapa Yosef tidak mempercayainya?
Beberapa ahli tafsir Kitab Suci mengatakan bahwa Maria telah memberitahukan keadaanya kepada Yusus bahwa anak yang dikandungnya adalah putra Allah. Maria tidak ada alasan untuk merahasiakannya keadaannya kepada Yusuf. Dia pantas untuk tahu. Mengapa Yusuf ragu-ragu? Apakah Yusuf meragukan penyampaian Maria. Apakah Yusuf meragukan peranan Allah?
Keraguan Yusuf bukan kepada Maria yang tidak setia, namun tentang peranannya untuk memberi nama kepada untuk putra-Nya. Bagaiaman ia akan memberi nama untuk putranya? Bukankan ia akan mengganggu rencana Tuhan? Dalam keragu-raguannya Tuhan mengungkapkan rencana – Nya kepadanya: Dia harus memberi nama “Yesus” kepada putra Maria, dan dengan demikian menjadikannya anggota keluarga Daud.
Penginjil Mateus memberitahukan kepada kita bahwa Yesus adalah “Imanuel” yang sejati, “Tuhan beserta kita”, pengharapan Israel akan terpenuhi dalam diri-Nya.
Maria mengandung dari Roh Kudus, dan dalam pikiran Gereja, Yesus tidak mempunyai bapa biologis. Maria sungguh mengandung dari Roh Kudus.
Aplikasi;
- Raja Ahaz meragukan kekuatan dan kuasa Allah. Maka Kerajaannya hancur. Bangsanya menjadi terpuruk. Dijajah baik secara lahir, batin dan secara rohani.
- Yusuf mencoba Meragukan peranan Allah dalam kelahiran Yesus dari Maria istrinya. Namun Tuhan berencana lain agar Yesus masuk dalam tururan Daud, yang berhak menjadi raja Israel.
- Kita mendapat peringatan dan peneguhan agar takut kepada Tuhan dari pada takut kepada manusia.
- Percaya kepada penyelenggaraan Tuhan dari pada terhadap penyelenggaraan manusia.