Renungan Katolik Minggu 01 Januari 2023 – Santa Perawan Maria Bunda ALLAH

RD. Anselmus Leu

Renungan Katolik Pesta Santa Perawan Maria Bunda ALLAH 1 Januari 2023

Bil. 6: 22-27; Gal. 4: 4-7; Luk. 2: 16-21

1. Bacaan pertama (Bil 6: 22-270)

Orang Israel memiliki kekuatannya berdasarkan berkat yang terletak dalam kuasa Allah, bukan pada orang yang mewartakannya. Dengan demikian kita  mengerti maknanya mengapa berkat dalam liturgi hari ini terletak pada tiga kali penyebutan nama Yahweh.

Pada zaman kuno nama ini sedemikian suci maka hanya boleh diucapkan pada saat yang paling sakral oleh seorang imam dan raja. Setiap permohonan diikuti dengan berkat ganda oleh imam-imam : Kiranya Yahwe memberkati  dan  melindungimu; kiranya Yahwe memperlihatkan sinar cahaya wajahnya dan berkat bagiku; Semoga Yahwe memandang dikau dengan kebaikan dan memberikan damai kepadamu.

Imam-imam memberkati umat Kristiani dengan menggunakan kata-kata yang sama  sebagaimana imam-imam Perjanjian Lama. Akankah kita dilindungi dari  kemalangan lebih dari orang lain. 

Pemberkatan bukan formulasi ajaib. Orang Kristiani  akan mengalami persoalan yang sama sebagaimana orang lain. Iman mereka akan membantu mereka untuk menghadapi mereka. Mereka akan melihat segala sesuatu yang terjadi sebagai bagian dari Tuhan.

2. Bacaan Kedua (Gal 4: 4-7)

Karena Tuhan mengutus Putra-Nya, “yang lahir dari seorang wanita”, yang seperti salah satu dari kita dalam segala hal kecuali  dalam hal dosa. Karena Putra,   kita dapat memanggil Allah sebaga  “Abba, Bapa!” (6). Bahkan orang-orang kafir  berdoa kepada Tuhan mereka sebagai “bapa”. Mengapa Paulus mengatakan bahwa orang Kristen adalah putra dan putri  dan dapat memanggil Allah sebagai  “abba?”.

Memang benar bahwa Tuhan adalah bapa dari semua orang. Tetapi bagi orang Kristen “abba” memiliki arti yang berbeda bagi orang Kristen dan non kristen. Kita tidak hanya berutang kepada Tuhan, tetapi  kita juga tahu bahwa kita telah menerima karunia hidup-Nya sendiri. Itulah sebabnya “Doa bapak Kami bukanlah doa untuk semua orang; Doa itu menjadi milik yang mendoakannya dan oleh mereka yang telah menerima Yesus dan Injil-Nya, serta mereka yang telah meneri Roh-Nya dalam Pembaptisan.

3. Injil (Lukas 2: 16-21)

Injil hari ini adalah kelanjutan dari perikop yang kita baca pada malam Natal. Para gembala, yang kita masih ingat, dikelompokkan dalam kumpulan orang-orang yang tidak  suci dan mereka juga dibenci oleh masyarakat Yahudi. Merekalah yang mendengar berita kelahiran Yesus dari para malaekat. Mereka pergi ke Betlehem  dan menemukan Yosep, Maria dan anak di palungan. Akan tetapi dalam diri anak yang lemah  dan  tidak berdaya itu mereka mengenali sang penyelamat.

Kita sering mencari tanda-tanda luar biasa untuk memelihara dan mendukung iman kita. Kita ingin melihat mukjizat, kita ingin menyaksikan penampakan, dan tanda-tanda ajaib dari Tuhan. Iman sejati tidak membutuhkan semuanya itu. Yesus bersikap keras terhadap mereka yang mencari bukti untuk percaya. Ia menyebut mereka yang mencari bukti untuk percaya. Ia menamakan mereka “Angkatan yang jahat” (Luk 11: 29). Murid sejati adalah orang-orang yang Ketika  mendengar panggilan, menjawab ‘ya’, karena dia mengenal suara Bapa.

Ketika mereka datang ke hadapan anak itu, apa yang dilakukan para gembala? Injil tidak mengatakan mereka berlutut. Orang Majus yang “berlutut.. menyembah” (Mat 2: 11). Para gembala  menengok, binggung, terpesona akan perbuatan ajaib Allah bagi manusia. Maka mereka bergegas pergi dan  mewartakan sukacita mereka kepada orang lain dan mereka semua yang mendengarkan mereka juga terheran-heran (ay 18). 

Lukas ingin menekankan keheranan  dan kegembiraan orang yang berhubungan dengan Allah. Elisabeth berseru: “Lihatlah apa yang telah Tuhan perbuat bagiku? ”  (ay 1: 25); Simeon dan nabiah Hana,    memuji Tuhan karena semua bangsa telah mingizinkan mereka melihat keselamatan yang disiapkan untuk semua bangsa (Luk 2: 28.38); bahkan Maria dan Yusuf heran ( Luk. 2: 33, 48). Kami tidak lagi memiliki mata seorang anak yang kagum akan apa yang diperbuat ayahnya.  Ketika untuk pertamakalinya kita mendengar injil, apa yang kita lakukan pertama-tama? Apakah kita bertanya pada diri kita sendiri, “Apa yang harus saya lakukan? .. Tidak, tunggu dulu. Sebelum engkau melakukan apa pun, tirulah para gembala. Bersukacitalah, pikirkan apa yang telah Tuhan lakukan untuk anda. Anda akan lebih mudah menanggapi cintanya. Bergembiralah! Ini adalah cara terbaik bagimu untuk berterima kasih padanya dan bersiap untuk menerima hadiah daripadanya.

Injil memberitahukan kepada kita bahwa Maria melihat bahwa kehendak Allah dalam semua yang terjadi padanya. Dia tidak diperlakukan seperti kita. Dia tahu bagaimana caranya “menghargai  dan merenungkan” segala sesuatu dan dia mampu melihat rencana Tuhan  dalam semua peristiwa yang terjadi.

TEMA PESTA INI: MARIA, BUNDA RAJA DAMAI

  • Pada tanggal 1 Januari umat Kristiani merayakan beberapa pesta. Kita merayakan, pertama-tama Hari Tahun Baru. Kemudian kita memikirkan  hari Raya Yesus dipersembahkan di dalam Bait Allah, delapan hari setelah kelahiran menurut injil Lukas (2: 21); hari itu kemudian didedikasikan untuk Bunda Maria, dan akhirnya pada tahun 1968 Paus Paulus VI memilih 1 Januari sebagai “Hari Perdamaian Sedunia”.
  • Pewarta Injil bebas memilih satu tema saja.
  • Tema adalah Berkat (bacaan pertama); Maria model bagi semua ibu (injil); Damai ( Bacaan pertama dan Injil); keputraan ilahi kita (bacaan kedua); keheranan dan kekaguman akan kasih Tuhan yang sungguh agung (Injil).
Komentar
judul gambar
judul gambar