Kotbah Katolik Minggu Biasa XV

KOTBAH KATOLIK MINGGU BIASA XV
oleh RD. JHON CHRIS TAUS

1Ul. 30:10-14, Kol. 1:15-20, Luk. 10:25-37

Kasih – Cintakasih merupakan pokok/inti ajaran Yesus. Karena itu Yesus menetapkannya sebagai Hukum yakni HUKUM CINTAKASIH. Mengasihi Allah dengan seluruh kekuatan diri. Ini yg pertama. Yang kedua sama dengan yg ini : mengasihi sesama seperti diri sendiri.

Pada kedua hukum ini tergantung seluruh hukum Taurat dan nabi-nabi. (Mat, 22,40) Artinya Hukum Cinta Kasih merupakan kesempurnaan hukum-hukum Tuhan.

Karena itu Hukum CINTAKASIH hendaknya menjadi pedoman arah hidup bagi setiap orang Kristen.

Jiwa dan semangat hidup orang Kristen adalah jiwa dan semangat CINTAKASIH Yesus. Setiap orang Kristen harus menjalankan CINTAKASIH Yesus ini.

Kita sudah sering mendengar dan berbicara tentang Cinta Kasih ini, tetapi kurang melaksanakannya.
Injil hari minggu ini sangat hidup berbicara kepada kita tentang Cinta Kasih yang harus menyata dalam perbuatan-perbuatan yang nyata.

Yesus mengajarkan : bahwa apa yang kamu lakukan bagi salah seorang dari saudaraKu yg paling hina ini, itu kamu lakukan bagi Aku.
Bagi Yesus siapa saja yang ada di sekitar kita, adalah sesama kita, yang menjadi perhatian dari cinta kasih kita.

Sedangkan orang Yahudi punya prinsip : yang menjadi sesamaku adalah orang-orang yang sebangsa dan seagama Yahudi saja.

Di luar lingkungan Yahudi adalah orang-orang asing dan kafir.

Inilah yang membuat seorang ahli taurat bertanya kepada Yesus : Siapakah sesamaku? Ketika ia ingin memperoleh hidup yang kekal.

Yesus tidak langsung menjawab pertanyaan itu, tetapi Yesus menceriterakan Perumpamaan tentang ORANG SAMARIA YG BAIK HATI.

Adalah seorang turun dari Yerusalem ke Yeriko. Ia jatuh ke tangan para perampok. Ia dianiaya dan dirampok habis-habusan lalu ditinggal, kebetulan yang lewat pertama seorang imam, ia lihat tetapi ia lewat seberang jalan, dan berjalan terus. Karena ia takut najis.

Kemudian lewat juga seorang Lewi (keluarga imam) ia lihat, tetapi ia juga berjalan terus saja.
Lalu lewat seorang SAMARIA (orang asing/kafir) ia juga melihat orang ini, lalu ia TERGERAK HATI OLEH BELASKASIHAN.

Ia menolong orang ini, merawatnya dan membawanya ke penginapan, dan membayar biaya perawatannya.

Orang Samaria ini adalah orang asing/kafir, tetapi ia memiliki Hati Allah yang berbelas kasih, dengan menolong dan MEMBANTU SESAMA SECARA NYATA, tanpa perhitungkan suku agama dll, dari pada imam, dan orang Lewi yang tahu baik tentang ayat-ayat Taurat tentang mengasihi sesama seperti yang tertulis dalam kitab Ulangan,6,4-9, tetapi mereka tidak melakukannya hanya karena soal Najis dll.

Dengan mengangkat kisah tentang orang Samaria yang baik hati, Yesus ingin mengingatkan kita untuk MENGASIHI SESAMA, SIAPA SAJA DI SEKITAR KITA, yang sakit, yang miskin, yang susah, yang berkekurang dan yang lanjut usia dll.

Nereka smua sangat membutuhkan perhatian kasih sayang kita.
Di dalam Yesus kita saling mengasihi sebagau sesama saudara.

DALAM YESUS KITA BERSAUDARA…AMEN

Komentar
judul gambar
judul gambar